0
2323

BSD City Drag Bike 2013, Masih Pakai Regulasi Lama Tim dan Dragster Senang

GILAMOTOR.com. – Jika regulasi anyar drag 2013 bikin panas Jawa Timur sampai aksi boikot pun tak terelakkan, tapi di BSD City Drag Bike 2013 pada 23-24 Februari kemarin dibilang adem ayem. Maklum, musim hujan bro en sis, jadi sirkuitnya adem. nggak nyambung ah… Ini seri perdana di kawasan Jabodetabek yang digelar Satria Kalimaya Otomotif club pimpinan H.M.Oemar Karim. “Sebenarnya ini masih rangkaian agenda tahun 2012, jadi regulasi baru 2013 belum kita sosialisasikan dulu,” ujar pak Haji gaul ini. Menurut pak Haji, masalah regulasi 2013 tersebut memang perlu disosialisasikan dulu, jadi nggak langgsung dipakai. Kasihan privater-privater yang bukan pemodal gede.

“Mereka telah membangun kereta mulai tahun lalu en kalo terbentur dengan regulasi itu akan mengalami kemunduran, setidaknya 1 tahun sosialisasinya,” tambahnya.

Pak haji bukannya menolak regulasi baru macam jok standar dan bobot, butuh masa transisi agar regulasi dipahami para dragsters. Oleh karena itu event yang diserbu 300 starter ini, pak Haji tidak memaksakan regulasi anyar tapi masih memakai regulasi lama. Jika bobot anyar macam matic 105 kg, tapi tidak di BSD City drag bike yang tetap pakai aturan lama. Entar kasihan joki harus menambah bobot lagi, sementara ini dibebaskan. “Tapi next event kita baru gulirkan tanpa ada pemaksaan,” tambahnya.

Pendapat pak Haji tersebut dikuatkan Anas Riswanto dari IMI Jateng yang menjadi RC event BSD City Drag bike ini. “Regulasi anyar sebenarnya belum dipahami benar dan salah kaprah,” seru doi. Menurut Anas, masalah jok standar masih diragukan karena pada buku kuning IMI menjelaskan bahwa jok boleh diganti atau dirancang supaya joki safety dan nyaman, harus terpasang kuat dengan ketebalan 3 cm dan mempunyai rangka sendiri. “Sebenarnya ada person tidak paham tulisan, terpenting jok terpasang dengan ketebalan 3 cm dikira jok standar,” imbuhnya.

Kabar regulasi anyar ini juga didengar Dandi PR Abirawa Team yang membawahi Amir Ceria dan Eko Chodox. “Kalo penetapan jok standar akan merugikan para joki,” seru cowok yang menjadi juru bicara dari Randy Bos tim Abirawa. Asumsi doi, jika jok standar masih memakai kulit Oscar, jika bergesekan wearpack so pasti licin karen keringat atau oli menempel. Ini akan membuat konsentrasi joki buyar untuk mengatur keseimbangan waktu start. “Kalau jok custom dilapisi karet doang, lebih simple dan membantu joki mengatur posisi,” tegasnya.

Masalah bobot penetapan pp IMI, matic 105 kg dan bebek serta sport 115 kg membuat perubahan setting kuda besinya. Dicontohnya, Amir Ceria yang biasanya 100 kg jadi nambah 15 kg di kelas bebek 200 cc. “Nambah beban lagi dan torsi mesin jadi kudu lebih tinggi,” jelasnya. Macam penggantian magnet standar yang biasanya dipakai, sekarang tipe racing YZ. Porting dinaikan 1 mm untuk mengejar torsi naik 1 tingkat.

Animo peserta di BSD City dibilang membludak, hajatan perdana di Jabodetabek ditunggu-tunggu para pengila balapan lurus 201 meter ini. Seperti Boy dari komunitas Boy Speed Cibubur yang menurunkan Mio di kelas Matic 200 cc. ”Dadakan juga tapi event drag banyak ditunggu, soalnya motor sudah disiapin dari dulu,” seru pria berambut gondrong ini.

Aplikasi sok impor dominan di balapan kali ini. Jika sebelumnya masih orsinil tapi YSS double click berkeliaran. Ada juga RPM atau Gazi yang berasal dari Negeri Gajah Putih. “Ini membantu rebound pada ban, biasa sok asli keras ini membantu joki lebih stabil,” seru Boy lagi. Memang harga relatif mahal. Macam YSS bisa mencapai 12 jeti, tapi mau murah meriah bisa pakai Kitaco atau Gazi. Cuman Rp 2 jutaan.