Photo: Gilamotor.com/Adith
4
1478

DISBREK : Antisipasi Kecelakaan & Pengaruh Ban Pada Kenyamanan dan Keselamatan

GILAMOTOR.com – Bro en sis, sebagai sebuah komunitas sepeda motor online dan offline, komunitas Gilamotor yang memiliki aset digital sangat besar [Facebook Fan Page & Twitter] sukses menggelar acara perdana DISBREK [Diskusi Bareng Komunitas] pada Sabtu 13 Desember 2014 di Gilamotor Headquarter, Jakarta. DISBREK perdana didukung oleh ban FDR dan Evalube.

Yang hadir di acara tersebut cukup banyak. Tercatat lebih dari 60 bikers hadir memadati ruang Gilamotor Corner. Bikers yang datang merupakan perwakilan dari Asosiasi Honda Jakarta [AHJ], Yamaha Riders Federation Indonesia [YRFI], Honda Streetfire Club Indonesia [HSFCI], Jupiter Depok Club [JDeC] Yamaha Matic Indonesia Community [YMIC] dan tentunya komunitas Gilamotor.

Di DISBREK perdana mengangkat soal “Berkendara Aman, Selamat dan Pengaruh Ban Pada Keselamatan” dengan pembicara Andry Berlianto sebagai Motorcycle Safety Riding Instructor dan Ali Syahab Technical Support Section Head PT Suryaraya Rubberindo Industries [Produsen ban FDR].

Dalam diskusi tersebut, Andry memaparkan tingginya kecelakaan di jalan raya semakin memprihatinkan. Hal itu disebabkan karena ketidak pedulian pengendara pada keselamatan dirinya dan pengendara lain. Karena itu, Andry menyampaikan dua hal penting yang harus diperhatikan pengendara sepeda motor, pertama soal safety yang meliputi kesiapan, kelayakan kendaraan dan perlengkapan berkendara sesuai standar keselamatan. Dan yang kedua adalah soal defensive riding.

Sebagai anggota klub/komunitas motor sudah barang tentu mengerti soal safety. Karena klub dan komunitas motor pun kini berperan sebagai duta safety riding dengan memberi contoh kepada masyarakat berkendara aman dan selamat serta menggelar beragam pelatihan safety riding, baik bagi anggota klub maupun masyarakat luas.

“Tapi yang sering kali terlupa adalah soal defensive atau antisipasi terhadap potensi kecelakaan. Di jalan raya, hal terpenting yang harus diketahui dan dilakukan pengendara adalah ‘antisipasi kecelakaan’, dimana setiap pengendara harus bisa melihat, membaca dan mengetahui hal-hal yang berpotensi menjadi petaka,” kata Andry.

Karena itu, di DISBREK perdana itu Andry lebih banyak bicara soal perilaku berkendara dan bagaimana mengantisipasi potensi kecelakaan.

Berbeda dengan Andry, Ali Shahab mengutarakan sisi lain dari berkendara sepeda motor, namun tetap erat kaitannya dengan berkendara aman dan selamat.

Selaku produsen ban sepeda motor di Indonesia, FDR punya tanggung jawab sosial soal edukasi tentang ban kepada seluruh masyarakat. Karena ban adalah komponen utama motor yang bersentuhan langsung dengan aspal dan menjadi tumpuan berat kendaraan dan pengendaranya.

Ali memaparkan, penggunaan ban yang tepat erat kaitannya dengan kenyamanan dan keselamatan berkendara.

“Kami tak lihai dalam merasakan [riding feeling] ban, tapi kami tau bagaimana caranya membuat ban yang sesuai dengan kebutuhan pengendara. Karena setiap ban yang diproduksi FDR merupakan hasil dari survey dan masukan dari pengendara,” buka Ali.

“Jadi FDR memproduksi ban sesuai dengan permintaan dan kebutuhan para bikers,” katanya.

Bicara soal keselamatan, Ali menerangkan bahwa bikers juga harus tau jenis ban yang digunakan dengan melihat kode-kode yang ada di setiap ban. “Setiap ban punya kode dan indikator di dinding ban. Kode-kode itu menerangkan soal tahun produksi, kecepatan maksimum, bobot maksimum, ukuran ban dan batas keausan ban,” tegas Ali.

Kode-kode itu tentu erat kaitannya dengan keselamatan berkendara. Contoh misal soal Treat Wear Indicator [TWI]. Kode itu menunjukkan posisi batas keusan ban yang berupa tanda segi tiga pada sisi ban dan benjolan pada celah kembangan. Saat posisi karet ban sudah sejajar dengan benjolan tersebut, itu artinya sudah saatnya ban harus diganti.

Kemudian soal kode produksi. Dengan mengetahui kode produksi, secara otomatis bikers pun akan tahu kapan ban itu akan mengalami kadaluarsa.

 

4 COMMENTS