4
1083

HUT Lalu Lintas ke-61, Polda Metro Jaya Galakkan Kampanye Keselamatan di Jalan

Keterlibatan masyarakat guna mewujudkan keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas sangat dibutuhkan. Kedisiplinan di jalan raya bisa dimulai dari diri sendiri serta menanamkannya di dalam keluarga. Hal ini dirasa penting oleh pihak Kepolisian, khususnya Polisi lalu lintas (polantas). Lantaran setiap hari terjadi sekitar 18 kecelakaan lalu lintas di wilayah Polda Metro Jaya yang mengakibatkan setidaknya dua orang tewas di jalan raya.

“Salah satu peran masyarakat adalah mengajarkan tertib berlalulintas sejak usia dini di lingkungan keluarga,” kata Kombes Pol Syamsul Bahri, Dirlantas Polda Metro Jaya, di sela acara HUT Lalu Lintas ke-61, di Jakarta, Minggu (18/9). “HUT Lalu Lintas tahun ini dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan berlalulintas jalan,” tambahnya.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana, menambahkan bahwa tertib dan disiplinnya pengguna jalan menjadi cermin disiplin dan tertibnya masyarakat.

“Salah satu penelitian menyebutkan, jika masyarakat tak tertib di jalanan, maka itu kepribadian bangsa yang buruk,” kata Suntana. Kalangan pendidik dan orangtua, kata Suntana, adalah contoh awal dari kedisiplinan dalam berkendara. Ia menyindir, masih banyaknya orangtua, termasuk juga anggota polisi yang masih melanggar aturan lalu lintas.

“Kita harus jadi contoh dan tauladan yang baik bagi masyarakat, pendidikan dini tak akan mampu jika orang tua masih memberikan contoh yang buruk,” ucap Suntana.Selain melibatkan kalangan pendidikan, tambahnya, upaya menekan fatalitas kecelakaan lalu lintas juga melibatkan media massa dan kalangan swasta.

Sejatinya, rangkaian acara menyambut HUT Lalu Lintas ke-61 telah digelar sejak 10 Agustus 2016 silam. Diawali dengan menerbitkan komik keselamatan di jalan, hingga seminar bertajuk Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas di Kurikulum Pemerintah.

Bagi Martha D. Silalahi, Head of Project HUT Lalu Lintas ke-61, sangat penting sejak dini ditanamkan kepada anak-anak pendidikan tentang keselamatan, etika dan sopan santun berlalu lintas serta keamanan. “Bukan sekadar teori pendidikan, tetapi juga realita yang terjadi di lapangan,” tutupnya.