0
12684

Review Kawasaki W175 Cafe: Motor Bergaya Lawas untuk yang Mengaku Cadas

Gilamotor.com – Pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 2017, Kawasaki W175 langsung menjadi incaran pecinta motor retro. Seiring berjalannya waktu, ternyata penampilan dan spesifikasi Kawasaki W175 berhasil menggoda konsumen yang suka motor modifikasi dan custom.

Melihat pasar tersebut PT Kawasaki Motor Indonesia kembali memberikan pilihan untuk konsumennya yaitu Kawasaki W175 Cafe. Masih mennggunakan spesifikasi yang sama, Kawasaki W175 Cafe mendapat pembaruan penampilan sesuai dengan namanya, Gilmoters.

Adanya penambahan “cafe” pada nama model terbaru itu membuat Bang Gilmot yakin banget bahwa motor ini berusaha membawa gaya cafe racer. Istilah ini mungkin sudah cukup akrab di telinga Gilmoters. Terutama kalian yang menaruh perhatian pada kustom kulture.

Cafe racer bisa dibilang sebagai gaya custom yang sudah lama muncul, tepatnya sejak era 1960. Ketika itu anak-anak muda di Inggris hobi bangat balapan dari satu cafe ke cafe lainnya di dalam kota. Bukan hanya balapan, namun ada syarat lain yaitu kecepatan motor mesti tembus 100 mil per jam (160 km per jam). Atau yang dalam istilah mereka disebut The Ton. Alhasil, mereka pun dijuluki sebagai para The Ton Up Boys.

(Baca juga: Begini Rasanya Kawasaki W175 Cafe Dipakai untuk Motor Harian)

Dalam hal penampilan, gaya mereka sangat khas, Gilmoters. Jaket kulit enggak pernah lepas dari tubuh. Begitu juga dengan sepatu boots. Bagi mereka, musik rock yang cadas seolah-olah sudah menjadi soundtrack kehidupannya. Gilmoters juga mesti tahu nih bahwa The Ton Up Boys masuk ke dalam sub kulture rockers yang pada masanya selalu berselisih dengan para mods (anak muda penggemar skuter yang memilih gaya hidup perlente).

Tapi yang jelas perseteruan tersebut hanya tinggal sejarah. Setiap tahunnya gelaran Mods vs Rockers memang selalu digelar. Tapi asyiknya selalu diisi kegiatan yang menyatukan kedua sub kultur ini dengan mengedepankan persaudaraan.

Jika Gilmoters merasa lebih cocok dengan dengan gaya penampilan rockers atau Ton Up Boys, mungkin Kawasaki W175 Cafe memang salah satu tunggungan yang bisa dilirik. Penampilan motor ini memang enggak bisa dibilang cafe racer tulen, tapi ia punya potensi untuk dibuat lebih total lewat langkah kustom.

Penampilan standarnya sih sudah bisa dibilang cakep. Di bagian depan kita bisa melihat Kawasaki W175 Cafe dibekali visor mungil yang membuatnya lebih terkesan sporty sekaligus menjadi pembeda dengan versi standar.

Selain itu joknya juga berubah. Sejatinya motor cafe racer menggunakan “buntut tawon” yang menggantikan jok belakang. Kawasaki W175 Cafe enggak memiliki hal itu, namun produsen mengakalinya dengan desain jok bagian belakang yang dibuat menyerupai “buntut tawon” lewat kombinasi warna hitam pada kulit yang membalutnya.

Setang motor cafe racer yang idealnya menggunakan clip op juga enggak bisa ditemukan di motor ini. Alih-alih, Kawasaki membekalinya dengan setang lebar biasanya. Namun posisi berkendaranya sudah cukup menunduk kok. Jadi sedikit banyak kalian sudah bisa merasakan sensasi riding menggunakan motor cafe racer itu sendiri.

Kealpaan komponen-komponen tadi sebenarnya bisa dimaklumi karena pastinya produsen enggak mau mengorbankan kenyamanan hanya demi mengejar penampilan.

Bang Gilmot mendapat kesempatan untuk menggunakan Kawasaki W175 Cafe untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Secara penampilan dan perubahan Bang Gilmot sudah lebih dulu menjabarkannya pada saat launching Kawasaki W175 Cafe.

Di awal peminjaman sudah dipastikan motor ini dalam keadaan baik, namun untuk mengantisipasi mogok karena habis bensin, Bang Gilmot langsung menuju SPBU untuk mengisi bahan bakar. Bang Gilmot enggak mau ambil risiko. Tahu kenapa? Karena Kawasaki lagi-lagi enggak menyertakan fuel gauge di instrumen panel produknya.

Tampilan spedometer cukup sederhana untuk mewakili segala keperluan, seperti indikator kecepatan, indikator sen, indokator lampu. Tetapi untuk bensin, kalian harus sering melakukan pengecekan dan mengandalkan bensin cadangan (rest).

Melanjutkan perjalanan, awan gelap sudah terlihat yang artinya akan datang hujan. Namun tenang saja, Gilmoters. Walaupun motor batangan PT KMI masih memberikan aksesori di bawah jok yang berguna untuk mengaitkan tali cargo net ketika kalian membawa barang seperti jas hujan.

Terlepas dari hal itu, lalu lintas Jakarta sepertinya sangat cocok untuk mesin berkapasitas 177 cc. Jangan terkecoh dengan penampilan motor ini loh, Gilmoters. Transmisi demi transmisi sudah Bang Gilmot rasakan dan hasilnya cukup membuat kagum saat lalu lintas longgar.

Ketika di kemacetan motor ini masih mudah dikendalikan namun sayangnya hawa panas mesin sangat terasa ke bagian kaki pengendara. Dan bunyi halus pada rem belakang cukup menggangu Gilmoters.

Dan satu hal yang wajib Gilmoters ingat, Kawasaki W175 cafe masih mengandalkan pengabutan bahan bakar menggunakan karburator dari Mikuni VM24. Jika motor sulit dinyalakan Gilmoters harus lebih dulu menarik cuk yang berada di atas karburator agar mesin mudah dinyalakan.

Mengusung penampilan cafe racer tentunya ruang jok pengendara dan boncengan menjadi berkurang, yang pasti Gilmoters dan pasangan bisa lebih rapat deh. Ditambah suspensinya membuat riding menjadi nyaman.

Kesimpulan test ride Kawasaki W175 Cafe yaitu motor ini sangat cocok untuk digunakan harian terlebih jika Gilmoters ingin mendapatkan penampilan motor klasik. Jangan kaget ketika menggunakan motor ini dan kalian menjadi perhatian  mulai dari pertanyaan hingga pandangan mata.

Galeri foto Kawasaki W175 Cafe: