0
890

DGR, Wadah Para Srikandi Tangguh Motoran

Jika kita lihat perkembangan dan pertumbuhan salah satu moda transportasi di Indonesia, dalam hal ini adalah transportasi darat memang sudah meningkat secara signifikan secara kuantitatif maupun kualitatif tidak terkecuali adalah kendaraan alias sepeda motor yang kian lama makin meningkat jumlahnya maupun kualitasnya.

Di negara kita, setiap orang bebas untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat asal tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Sehingga atas dasar tersebut para penggila motor dengan hobi dan kegemaran serupa soal sepeda motor berinisiatif untuk mendirikan komunitas atau club motor dengan gaya yang beragam.

Ada banyak visi dan misi yang diusung oleh masing – masing klub, seperti ada klub motor yang mengedepankan kegiatan bakti sosial di kepada orang yang membutuhkan serta apabila terjadi bencana alam maka mereka dengan sigap menggalang dana untuk para korban, semua hal tersebut sudah dicontohkan oleh club motor DGR (Distinguished Gentleman’s Ride) Lady Bikers.

Hadirnya Lady cukup menarik untuk menjadi bahan obrolan untuk anak motor, karena hadirnya mereka membuat stigma negatif terutama arogansi dan anarki kepada club motor dari masyarakat awam mulai terputus dan mulai mewarnai dunia permotoran serta memberi sisi feminin di club motor yang hingga saat ini didominasi kaum pria.

DGR (Distinguished Gentleman’s Ride) Lady Bikers merupakan komunitas yang sudah terbentuk beberapa tahun lalu. Berisikan para perempuan tangguh yang gemar motoran terutama untuk moge. Mereka kerap tampil klasik di atas aspal, tak hanya soal desain motor melainkan penampilan mereka yang diperkuat dengan hadirnya helm retro bogo.

Namun, diketahui bahwa DGR ini tidak hanya dibangun untuk menjadi wadah para srikandi tangguh penggemar moge saja, tetapi juga menjadi wadah silaturahmi dan wadah untuk melakukan kegiatan kemanusiaan seperti sumbangan kepada yang membutuhkan serta bantuan saat terjadi bencana alam.

Jadi ketika mereka berkumpul bukan hanya sekedar bermain dan bercengkrama, namun juga ada kegiatan bakti sosial.

Dalam komunitas ini tentu merangkul semua jenis motor gede milik anggota masing – masing. Cukup beragam pabrikan yang dipakai oleh setiap anggotanya, ada yang memfavoritkan jenis moge dari pabrikan Jepang yakni Kawasaki, hingga moge dengan gaya klasik dari Inggris yaitu Royal Enfield.

Diluar itu, para anggota DGR tidak sedikit juga ada yang menjagokan Ducati dan BMW, keberagaman tersebut tentu mewarnai DGR Lady Bikers. Dan prinsip mereka adalah yang penting satu hobi dan satu visi.

Kebayang kan betapa klasiknya tampilan para wanita ini dengan moge pabrikan luar favorit dan helm retro bogo yang dibalut diatas kepala.

Namun sepertinya stigma masyarakat awam terhadap klub motor tidak mudah untuk dihilangkan, terutama stigma yang masih menempel kuat untuk para penggemar moge. Contohnya, pengendara moge sering disebut arogan dan dicap sebagai raja jalanan.

Kehadiran DGR merupakan salah satu cara untuk perlahan menghapus pandangan yang ada di tengah masyarakat saat ini. Karena patut diingat, semua jalan adalah milik bersama toh semua pengendara juga membayar pajak.

Dalam komunitas ini juga tak lupa untuk sharing soal kiat – kiat keselamatan dalam bermotor. Tak jarang DGR melakukan sesi sharing bersama Polantas maupun pembalap terkait hal tersebut. Mereka memfavoritkan helm retro bogo juga bukan sekedar gaya, melainkan untuk menjamin keselamatan di jalan.