Rantai roda dan gir set DID.
0
592

Nih Cara Memilih dan Merawat Rantai Motor yang Oke, Sob!

GilaMotor.com – Memang sekarang ini bisa dikatakan eranya motor matik. Motor yang mengusung teknologi berpenggerak v-belt bukan rantai. 

Kendati begitu, tetap saja motor berpenggerak rantai, seperti motor tipe cub atau bebek, dan motor sport atau kopling masih ada penggemarnya. Walaupun mungkin jumlahnya tak banyak.

Lantas buat para pengguna motor jenis bebek dan sport, mungkin sedikit banyak ingin mengetahui, bagaimana sebenarnya cara memilih rantai motor yang berkualitas? Kemudian bagaimana cara merawat rantai motor agar tetap awet? 

Dalam sebuah kesempatan media gathering beberapa waktu lalu, Technical Support PT NGK Busi Indonesia Diko Octaviano, mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan merawat rantai motor.

“Bicara merawat rantai motor, setiap 500 kilometer harus dikasih pelumasan, dan setiap 1000 kilometer harus dibersihkan”, ujar Diko yang juga mengatakan kalau NGK Busi juga mulai memasarkan produk rantai motor asal Jepang, DID.

Melengkapi apa yang disampaikan Diko, Technical Support DID, Rizky mengatakan, untuk membersihkan rantai motor langkah awalnya adalah semprot dengan air, lalu disikat hingga kotorannya rontok. “baru kemudian semprotkan chaincleaner, dan dikasih chainlube. Ingat, jangan mencuci rantai motor dengan minyak tanah, bensin atau solar,” jelasnya.

Ditambahkan, pada rantai motor terdapat lapisan seal, sehingga sangat tidak disarankan membersihkan rantai dengan minyak tanah, bensin ataupun solar. Khawatir merusak lapisan seal-nya”, ujar rizky.

Hendaknya pemilik kendaraan tidak membiarkan rantai motornya sampai berkarat, sehingga menjadi kaku. Bila rantai motor kaku, selain bunyi berisik, motor pun akan terasa melompat-lompat dan tidak nyaman dikendarai.

Ilustrasi rantai motor yang berkarat menyebabkan bunyi berisik dan tidak nyaman dikendarai. Foto: indoparts.id

“Kalau ditanya bagaimana memilih rantai motor yang baik dan berkualitas? Sebenarnya memang tidak ada standar baku terkait hal itu”, kata Diko.

Tetapi mungkin bisa dicoba langkah awal, dengan berangkat dari melihat rantai OEM-nya dulu. Kemudian pastikan ringnya apakah sesuai, misalnya ring 528, 520 dan seterusnya. Selanjutnya periksa apakah panjang rantainya sama. 

Jika motor mau diajak kerja berat, misalnya touring jarak jauh, atau melibas rute yang bukan aspal, hendaknya dinaikkan satu level dari standarnya. “Naikkan satu tingkat jadi T-Ring, X-Ring dan lainnya”, tukas Diko.

Sambung Diko, lain cerita bila mengomentari rantai motor untuk balapan, atau motor modifikasi, semua ketentuan tersebut tidak berlaku. “Intinya sih learning by doing aja,” pungkasnya.