0
2827

Trial Game Asphalt Diisi Persaingan Pembalap Nasional dan Internasional

Gilamotor.com – Memasuki putaran terakhir Trial Game Asphalt (TGA) 2018 di Sirkuit Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pembalap Indonesia Gerry Salim yang bermain di kelas FFA 450 Internasional mampu mengalahkan pembalap Eropa. Selain itu, Doni Tata di kelas utama FFA 250 berhasil menjadi yang pertama, Gilmoters.

Nyali aja memang nggak cukup bagi Gerry Salim dan Doni Tata untuk meraih titel Juara FFA 450 International dan Juara Umum FFA 250 di seri terakhir Trial Game Asphalt 2018. Mereka harus mengeluarkan skill tingkat “dewa” karena trek basah akibat digerayangi hujan.

(Baca juga: Cara Mudah Merawat Pinlock Helm)

Di FFA 450 International perlawanan sengit datang dari rider-rider top dunia seperti Lewis Cornish (UK), Germain Vincenot (France), dan Jan Deitenbach (Germany). Belum lagi deretan pebalap papan atas Indonesia seperti Farudila Adam, Tommy Salim, Ivan Harry Nugroho, Raffi G Tangka, hingga Pedro Wunner.

Di race pertama (moto1) Gerry menjadi yang tercepat dengan raihan waktu 11:17.527, kemudian di race kedua (moto2) berhasil mencatatkan waktu 11:25.089. Gerry sukses mengasapi kakaknya, Tommy Salim dan pebalap asal Perancis, Germain Vincenot.

“Germain menjadi lawan tangguh buat saya di balapan ini. Dia punya permainan yang bagus. Setiap kali masuk tikungan, Germain mampu bermain dengan slide yang sempurna. Tapi dari awal saya terus berusaha mencapai limit. Perjuangan saya terbayar karena bisa menjadi yang terbaik di kelas FFA 450 Internasional,” papar Gerry Salim.

Sementara itu pembalap asal Yogyakarta, Doni Tata Pradita akhirnya berhasil menuntaskan peluangnya untuk meraih predikat Juara Umum FFA 250 Trial Game Asphalt 2018. Dengan begitu Doni Tata meraih 34 poin setelah finish di urutan kelima dalam race pertama (moto1) dan kemudian finish di peringkat empat dalam race kedua (moto2).

“Saya berusaha mengamankan poin dengan tetap finish. Menyempurnakan poin tertinggi agar tetap menjadi juara umum. Hal Ini tidak mudah karena balapannya sangat kompetitif. Kami tidak hanya bersaing di sirkuit, tetapi juga berkompetisi dalam stamina mesin, performa mekanik, dan tentunya jam terbang pebalap. Itu merupakan tantangan, dan saya sangat gembira berhasil menjadi juara umum,” tutup Doni Tata.