Foto: Gilamotor
0
754

Ingin Punya Motor Listrik, Mending Beli Baru atau Konversi?

Gilamotor.com – Era kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) sudah di depan mata. Pemerintah Indonesia juga sudah mulai membuat sejumlah regulasi dan kebijakan yang berhubungan dengan kendaraan listrik, salah satunya motor listrik.

Sekarang ini, produsen atau distributor motor listrik juga sudah banyak di Tanah Air. Tidak hanya pabrikan besar saja yang bermain di segmen ini. Banyak juga sekelas usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang turut memproduksi motor listrik.

Beberapa produsen motor listrik yang sudah memasarkan produknya, mulai dari Viar, Gesits, Selis, Ecgo, Elvindo, Smoot Tempur, Uwinfly, Elbike, Quest Motors, Java e-moto, Katalis, BF Goodrich, SM Sport, WMoto, dan lainnya.

Foto: Gilamotor

Selain pilihan motor listrik tersebut, banyak juga pecinta roda dua yang lebih memilih untuk melakukan konversi motor listrik. Konversi yang dimaksud adalah mengubah sepeda motor yang awalnya menggunakan mesin pembakaran internal atau internal combustion engine (ICE) menjadi berpenggerak motor listrik yang sumber tenaganya menggunakan baterai.

Cepat atau lambat, penggunaan motor listrik akan menjadi tren di masa depan. Selain didorong terus oleh pemerintah, dari para produsen besar sepeda motor juga sudah mencanangkan untuk lebih fokus dalam mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, salah satunya motor listrik.

Foto: id.motor1.com

Tentunya, ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pilihan, baik itu membeli langsung motor baru atau melakukan konversi pada motor lama. Keuntungan membeli motor listrik yang baru adalah praktis dan jelas. Pasalnya, motor baru sudah memiliki garansi yang jelas dan semuanya juga dibuat dengan standar yang tinggi. Harga motor listrik juga relatif terjangkau, karena diproduksi secara massal. Selain itu, keunggulan lain dari membeli motor baru adalah tinggal pakai, tidak perlu memikirkan masalah administrasi atau trial and error. Kekurangannya adalah desainnya tidak bisa memilih dan begitu pula dengan spesifikasi yang ditawarkan.

Sedangkan jika memilih untuk konversi, keuntungannya memang desain motor bisa dipilih dengan bebas. Pemilik motor dapat lebih berkreasi, apakah ingin menggunakan basis skuter matik (skutik), motor bebek, atau motor sport. Namun, memang biaya yang dikeluarkan jadi lebih mahal. Sebab, proses konversi juga membutuhkan trial and error. Kecuali, paket konversinya sudah terbukti bekerja dan bersifat plug and play alias tinggal pasang.

Foto: Gilamotor

Hendro Sutono selaku juru bicara Komunitas Sepeda dan Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, jika dihitung dengan benar, maka konversi motor listrik sesungguhnya lebih mahal daripada membeli motor listrik yang sudah diproduksi oleh pabrik. Sebab, pabrik membuatnya dalam skala yang besar.

Belum lagi besarnya biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengurus administrasi. Risal Wasal selaku Direktur Sarana Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan, biaya uji tipe untuk konversi motor biasa menjadi motor listrik dengan tenaga baterai sebesar Rp 500.000. Biaya tersebut dikeluarkan tak hanya untuk uji tipe saja, tapi juga untuk biaya Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).

Foto: Gilamotor

Setiap motor yang dikonversikan dari motor bensin menjadi motor listrik memang harus diuji tipekan. Hal tersebut sudah tertulis dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Selain itu, perlu diingat bahwa tidak semua bengkel bisa melakukan konversi motor listrik. Bengkel tersebut juga harus tersertifikasi dan mendapat persetujuan dari kementerian terkait melalui Direktur Jenderal sebagai bengkel konversi.

Tapi, menurut Hendro, tren konversi motor listrik ke depannya juga akan hilang alias tidak bertahan lama. Sebab, banyak orang yang melakukan konversi salah satu alasannya karena terbatasnya pilihan motor listrik. Sekarang ini, sudah cukup banyak pilihan di pasaran. Sehingga, konversi motor listrik nantinya hanya akan diminati oleh sebagian orang saja atau sering disebut segmen terbatas.