Foto: MotoGP.com
0
835

Mengenal Komponen Winglet Pada Motor Balap MotoGP

MotoGP merupakan ajang balap paling bergengsi dan dinilai sebagai yang paling tinggi. Banyak pembalap dari berbagai negara bercita-cita bisa menjadi bersaing di MotoGP. Sebab, ajang balap ini berbeda dengan ajang balap roda dua lainnya. Pada MotoGP, motor balap yang digunakan adalah purwarupa alias prototype. Artinya, motor tersebut memang diciptakan khusus untuk balapan di MotoGP, mulai dari mesin, sasis, swingarm, sistem elektronik, ban, dan lainnya.

MotoGP juga sering kali menjadi tempat para pabrikan atau produsen sepeda motor untuk melakukan riset dan pengembangan, baik terhadap suatu komponen atau teknologi terbaru. Setelah itu, jika sudah terbukti dan teruji, teknologi tersebut nantinya akan diterapkan pada motor produksi massal yang dapat dikendarai di jalan raya.

Foto: MotoGP.com

MotoGP juga memiliki sederetan regulasi yang ketat untuk mengatur banyak hal, mulai dari mesin, desain fairing, rangka, elektronik, dan lainnya. Termasuk juga dengan penggunaan winglet pada bodi atau fairing motor. Komponen seperti sayap ini mampu menekan angin untuk menambah gaya tekan ke bawah atau downforce.

Penggunaan winglet sebenarnya dipicu pada perubahan regulasi pada 2015. Pada saat itu, Dorna Sports selaku promotor MotoGP menetapkan penggunaan Electronic Control Unit (ECU) yang seragam dan standar dari Magneti Marelli. Tujuannya, agar tidak ada satu pabrikan yang sangat menonjol dan membuat tingkat kompetitif semua tim merata. Dengan teknologi pada ECU yang terbatas, maka pabrikan mencari solusi lain untuk mencegah atau mengurangi terjadinya wheelie saat motor berakselerasi. Sehingga, traksi yang dihasilkan tetap optimal dan kecepatan tetap terjaga.

Foto: MotoGP.com

Terbuat dari material carbon fiber, winglet akan membelah aliran angin dan membuat memberikan efek gaya tekan pada bagian depan motor. Hasilnya, saat motor berakselerasi, umumnya pada saat keluar tikungan, ban depan motor tidak akan terangkat.

Sebenarnya, ada teknologi yang namanya anti-wheelie. Namun, teknologi ini memiliki kekurangan. Sebab, ketika sensor mendeteksi ban depan motor terangkat, ECU akan memutus atau mengurangi tenaga yang dialirkan mesin ke roda belakang sehingga mengurangi gejala roda depan terangkat saat sedang berakselerasi keluar tikungan.

Dengan adanya winglet, ban depan motor akan tetap berada di aspal, tanpa mengurangi tenaga motor. Jadi, fungsi utama winglet pada motor balap MotoGP adalah meningkatkan aerodinamika. Efeknya adalah ban depan motor tidak terangkat, traksinya tetap terjaga, tenaga dari mesin juga tidak menurun, sehingga kecepatan juga tetap terjaga.

Foto: MotoGP.com

Ducati bisa dikatakan sebagai pelopor winglet di era MotoGP. Saat regulasi soal penyeragaman ECU diterapkan, pabrikan asal Italia tersebut mulai berinovasi dengan menghadirkan winglet pada fairing Desmosedici GP15. Pembalap Ducati saat itu adalah Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone. Saat manfaat winglet mulai terlihat, pabrikan lain pun mengikuti inovasi tersebut. Sekarang, tidak ada pabrikan yang tidak menggunakan winglet pada motornya.

Namun, pada 2016, penggunaan winglet sempat dipermasalahkan. Dengan adanya winglet, dimensi motor menjadi bertambah. Saat bersenggolan dengan pembalap lain, winglet dianggap berbahaya karena mudah terlepas dari fairing. Akhirnya, Dorna Sports dan komisi MotoGP meminta kepada setiap pabrikan untuk mendesain ulang winglet agar tidak berlebih dan menjadi satu bagian dengan fairing.

Penggunaan winglet awalnya mengundang pro dan kontra. Sebagian pebalap juga menyebutkan tidak merasakan perbedaan yang signifikan. Namun, pada akhirnya sekarang tidak ada motor yang tidak menggunakan winglet di MotoGP, mulai dari Ducati Desmosedici GP, Honda RC213V, Yamaha YZR-M1, Suzuki GSX-RR, Aprilia RS-GP, dan KTM RC16.