944
20826

Yasrul Jack : Biker Lupus

GILAMOTOR.com. – Biker LUPUS, itulah kalimat sindiran yang selalu dilayangkan rekan-rekannya di komunitas POWER (Pulsar Owner) Indonesia. Kata LUPUS bukan berarti tampang biker berusia 61 tahun ini seperti idola anak muda era 80-an yang doyan benget “ngunyah” permen karet, tapi artinya “Lupa Usia”.

Ya, kendati usianya terbilang sudah uzur, tapi semangat lelaki penunggang Pulsar 180 DTS-i yang berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat ini tak kalah dengan orang-orang muda di komunitasnya. Wajar saja dia dikatakan sebagai biker Lupus alias Lupa Usia.

“Biar kata usia saya sudah 61 tahun, tapi semangat saya gak kalah dengan mereka yang masih muda untuk mencapai perjalanan ke kilometer nol, Sabang. Makanya mereka mengatakan kalau saya lupus alias lupa usia,” terang lelaki yang akrab disapa Jack ini.

Titik nol adalah lokasi impian para bikers di Indonesia, jadi sebuah kebanggaan bisa menginjakkan kaki di lokasi yang menjadi “kiblat” nya para bikers. Hal itu pula lah yang membuat semangat kakek kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat 61 tahun silam ini untuk menempuh perjalanan panjang dari Kalimantan ke Jakarta dan berlanjut ke Sabang, Aceh.

“Mencapai titik nol kilometer itu seperti pergi haji (biker sejati), selama hidup saya, ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di titik awal wilayah Indonesia,” tutur Jack, bersemangat.

Namun sayang, insiden yang seharusnya tak terjadi menjadi penghias perjalanan Jack Lupus. Tulang selangka kirinya patah akibat terjatuh dari motor saat menghindari oknum pemotor yang menggunakan telepon genggam sambil berkendara.

“Peristiwa itu terjadi saat rombongan POWER Indonesia melintasi kota Lampung. Saat saya sedang berjalan perlahan, ada oknum berseragam berkendara dengan santainya sambil menelepon. Saya sudah memperlambat laju motor sampai sekitar 10 km/jam dan membunyikan klakson, tapi seolah tak digubrisnya. Alhasil saya berusaha menghindari dia dengan mengarahkan motor ke sisi kanan jalan, tapi sayangnya motor saya menyenggol box rekan saya dan saya pun kehilangan keseimbangan, dan terjatuh,” cerita Jack.

“Jatuhnya sih tidak parah, karena saya sudah melepas motor dan itu pun jalannya sangat pelan. Tapi sayang posisi jatuhnya mungkin yang membuat tulang saya patah,” ceriyanya lagi.

Namun yang lebih disayangkan Jack Lupus adalah perilaku oknum berseragam itu. Tak seharusnya dia melakukan apa yang dilarang oleh undang-undang lalu lintas, tapi dia justeru mencontohkan yang negatif kepada masyarakat khususnya pemotor.

“Selain itu, yang lebih miris adalah dia tak menghiraukan saya yang jatuh karena menghindari dia. Dia hanya melihat ke belakang sambil berlalu bersama laju motornya. Seharusnya dia bisa menunjukkan simpatinya kepada masyarakat walau hanya menanyakan kondisi saja,” kata Jack.

Peritiwa itu menjadi pelajaran penting bagi semua pengguna jalan raya. Bahwa perilaku berkendara yang kurang dan tidak memperhatikan keselamatan berkendara bukan hanya bisa merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan pengguna jalan lain.

Penulis/Foto : @jayadi72