Intip Perbedaan Suzuki Satria F115 dan Smash FI, Lumayan Signifikan Lho (Bag.1)

GILAMOTOR.com – Sebagai produk kembar yang saling berbagi platform, sudah sepatutnya Suzuki Satria F115 Young Star memiliki banyak kesamaan dengan saudaranya, Smash FI (Shooter FI).

Namun saat ditelisik lebih jauh, nyatanya perbedaan antara keduanya cukup signifikan. Mulai dari dimensi, detail sasis, suspensi hingga ECM. Apa saja bedanya? Yuk, kita bahas.

Sasis dan Dimensi

Kalau melihat bagian buritannya, memang tak ada perbedaan antara Satria F115 dan Smash FI. Namun begitu beralih dari tengah ke depan, jelas terlihat jika Smash FI memiliki tulangan underbone tulen dengan sudut lebih lebar.

Sementara Satria memiliki sudut underbone yang lebih sempit. Sehingga makin berkesan kekar dan sporty.

“Secara keseluruhan, sasis keduanya hampir sama. Tapi terdapat perbedaan kecil pada bagian penambahan komponen bawah jok di Satria F115 (Gbr.2). Tujuannya untuk memberi kamuflase pada panel bodi untuk memberi kesan sudut sempit di underbone,” buka Harsoyo, Supervisor Instruktur Training R2, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Selain itu, menurutnya, penggunaan suspensi depan model teleskopik panjang juga berdampak pada perubahan sudut rake pada komstir sasis. “Kalau disamakan dengan versi bebeknya, riding position yang sporty malah nggak dapat,” jelasnya.

Nah, perbedaan bodi pada Satria F115 yang mengusung konsep ‘ayam jago’ juga berdampak pada pindahnya beberapa lubang baut bodi. Sehingga komponen bodi depan dan underbone keduanya nggak bisa saling subtitusi.

Soal dimensi, Satria F115 yang mengusung bodi ayam jago yang ramping tentu akan berdampak pada perbedaan dimensi. Dimana ukuran PxLxT Satria F115 adalah 1.915 x 655 x 1.000 mm. Sementara Smash FI 1.910 x 690 x 1.085 mm. Ini artinya, Satria F115 lebih panjang, namun makin langsing dan rendah. Namun keduanya tetap mengusung wheelbase 1.220 mm yang ideal buat selap-selip.

“Karena memang Satria F115 dirancang untuk mengutamakan kelincahan di perkotaan, maupun ajang balap. Kalau Smash FI lebih ditujukan pada sisi fungsionalitas,” pungkas Harsoyo.