55
6492

Freestyler Indonesia Minim Sponsor

Freestyler Indonesia Minim Sponsor
GilaMotor. JAKARTA.- Bicara masalah freestyle, Indonesia sesungguhnya tak kalah dengan Negara-negara lain. Keberadaan olahraga akrobatik diatas motor ini kian menjamur dan semakin diminati. Hal ini terbukti dari banyaknya event yang menggelar kejuaraan freestyle.
Sayangnya, keberadaan dan aksi mereka masih dinilai hanya jago kandang belaka, sekedar hobi dan belum bisa tampil professional apalagi go internasional. Hal ini diakui oleh Ahmad Nasyiruddin selaku Brand Manager U Mild yang menyelenggarakan event U Mild Nasional Freestyler Competition 2010.
Menurutnya, hal ini terjadi karena para freestyler masih belum ditangani dengan seius. Misalnya dari segi dukungan perlengkapan seperti stunrider professional. Disisi lain, para freestyler pun masih harus banyak belajar dan meningkatkan kemampuan dan penampilannya.
“Freestyler kita perlu perlengkapan keselamatan berkendara untuk bisa tampil maksimal. Sedangkan untuk peningkatan keterampilannya U Mild sudah menfasilitasi dengan menghadirkan stuntrider asing seperti Aaron Twite dari USA dan Jorian Ponomareff dari Prancis untuk mengenalkan trik-trik baru,” ungkap Nasyir.
Melalui stuntider asing, Nasyir berharap terjadi transfer ilmu dari Aaron dan Jorian ke freestyle rlokal. Dan sebaliknya mereka juga bisa melihat bahwa freestyler kita juga tak kalah jago. Harapan lainnya, stuntrider asing bisa membantu membuka jalan untuk penjenjangan freestyler Indonesia agar dapat terdengar di kancah Internasional.
Freestyler asal Amerika, Aaron Twite, pun mengatakan hal yang sama tentang para freestyler Indonesia. Bahwa penampilan freestyler Indonesia sudah baik, bisa mengendalikan motor dan membuat inovasi dengan hebat, hanya kurang menggunakan perlengkapan yang memadai.
”Saya melihat beberapa riders yang memakai celana pendek dan t-shirt. Ini mungkin bukan masalah jika dalam kesempatan pribadi. Namun untuk kompetisi profesional, pakaian dengan pelindung sangat penting.”
Menurut peraih empat kali Best Trick Winner di berbagai Stuntwars Competition AS ini, ketrampilan para freestyler Indonesia sebenarnya sudah bisa disetarakan dengan freestylerkelas dunia, sayangnya motor yang saat ini dipakai masih motor kecil yang bukan standar Internasional.
Aaron yakin, jika freestyler Indonesia menggunakan motor besar dan banyak berlatih, mereka sudah selevel dengan stuntrider kelas dunia. Dengan motor gede (moge), penampilan freestyler Indonesia akan lebih memukau karena dapat melakukan lebih banyak burn-outs dan stoppie yang lebih hebat.
Jorian Ponomareff, juara tiga tahun berturut-turut Stuntbike Show of France Championship menambahkan, bukan hal yang mustahil ada freestyler Indonesia yang go-internasional. Baik Jorian maupun Aaron berjanji akan membantu mempromosikannya di kalangan stuntrider dunia.
“Saya sudah membicarakannya dengan rekan-rekan dari Indonesia Freestyle Association (IFA), namun baru dalam tahap wacana. Karena untuk mewujudkan hal ini para freestyler membutuhkan waktu berlatih di atas motor gede dan juga sponsor yang mendanai perjalanan mereka.”
“Yang pasti, saya sangat ingin melihat seorang freestyler Indonesia datang ke Amerika untuk bertanding!” tutup Aaron.

GilaMotor. JAKARTA.- Bicara masalah freestyle, Indonesia sesungguhnya tak kalah dengan negara-negara lain. Keberadaan olahraga akrobatik diatas motor ini kian menjamur dan semakin diminati. Hal ini terbukti dari banyaknya event yang menggelar kejuaraan freestyle.

Sayangnya, keberadaan dan aksi mereka masih dinilai hanya jago kandang belaka, sekedar hobi dan belum bisa tampil professional apalagi go internasional. Hal ini diakui oleh Ahmad Nasyiruddin selaku Brand Manager U Mild yang menyelenggarakan event U Mild Nasional Freestyler Competition 2010.

Menurutnya, hal ini terjadi karena para freestyler masih belum ditangani dengan serius. Misalnya dari segi dukungan perlengkapan seperti stunrider professional. Disisi lain, para freestyler pun masih harus banyak belajar dan meningkatkan kemampuan dan penampilannya.

“Freestyler kita perlu perlengkapan keselamatan berkendara untuk bisa tampil maksimal. Sedangkan untuk peningkatan keterampilannya U Mild sudah menfasilitasi dengan menghadirkan stuntrider asing seperti Aaron Twite dari USA dan Jorian Ponomareff dari Prancis untuk mengenalkan trik-trik baru,” ungkap Nasyir.

Melalui stuntider asing, Nasyir berharap terjadi transfer ilmu dari Aaron dan Jorian ke freestyle rlokal. Dan sebaliknya mereka juga bisa melihat bahwa freestyler kita juga tak kalah jago. Harapan lainnya, stuntrider asing bisa membantu membuka jalan untuk penjenjangan freestyler Indonesia agar dapat terdengar di kancah Internasional.

Freestyler asal Amerika, Aaron Twite, pun mengatakan hal yang sama tentang para freestyler Indonesia. Bahwa penampilan freestyler Indonesia sudah baik, bisa mengendalikan motor dan membuat inovasi dengan hebat, hanya kurang menggunakan perlengkapan yang memadai.

”Saya melihat beberapa riders yang memakai celana pendek dan t-shirt. Ini mungkin bukan masalah jika dalam kesempatan pribadi. Namun untuk kompetisi profesional, pakaian dengan pelindung sangat penting.”

Menurut peraih empat kali Best Trick Winner di berbagai Stuntwars Competition AS ini, ketrampilan para freestyler Indonesia sebenarnya sudah bisa disetarakan dengan freestylerkelas dunia, sayangnya motor yang saat ini dipakai masih motor kecil yang bukan standar Internasional.

Aaron yakin, jika freestyler Indonesia menggunakan motor besar dan banyak berlatih, mereka sudah selevel dengan stuntrider kelas dunia. Dengan motor gede (moge), penampilan freestyler Indonesia akan lebih memukau karena dapat melakukan lebih banyak burn-outs dan stoppie yang lebih hebat.

Jorian Ponomareff, juara tiga tahun berturut-turut Stuntbike Show of France Championship menambahkan, bukan hal yang mustahil ada freestyler Indonesia yang go-internasional. Baik Jorian maupun Aaron berjanji akan membantu mempromosikannya di kalangan stuntrider dunia.

“Saya sudah membicarakannya dengan rekan-rekan dari Indonesia Freestyle Association (IFA), namun baru dalam tahap wacana. Karena untuk mewujudkan hal ini para freestyler membutuhkan waktu berlatih di atas motor gede dan juga sponsor yang mendanai perjalanan mereka.”

“Yang pasti, saya sangat ingin melihat seorang freestyler Indonesia datang ke Amerika untuk bertanding!” tutup Aaron.

Naskah/Foto : Jay